Share lagi sebuah pengalaman pribadi dari diriku. Sejak aku kecil sampai saat ini, aku terbiasa mengerjakan setiap pekerjaan yang harus kukerjakan tanpa berusaha mencari yang terpenting, dan membuang sisanya. Contohnya saja, jika disuruh membersihkan sesuatu, aku akan berusaha membersihkan semuanya, tanpa membuat asumsi: “sepertinya tempat itu sudah bersih dan tidak perlu dibersihkan lagi, dan kemudian tidak membersihkan tempat itu.” Bagi sebagian orang, mungkin menilai bahwa tindakan aku ini kurang efisien / hanya membuang-buang waktu dan tenaga, atau malah kerajinan karena gak ada kerjaan. Namun dibalik semua itu, aku memiliki pandangan yang berbeda. Mengerjakan segala sesuatu dengan mutlak dan sempurna perlu dilakukan karena aku percaya bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan benar akan membuahkan hasil yang baik juga. (meskipun faktanya tidak selalu begitu)
Akhirnya saat sekarang aku kuliah, aku melihat banyak dari teman ku yang tidak sependapat dengan prinsip ku ini. Mereka semua kebanyakan hanya melihat sesuatu yang penting dan membuang / mengorbankan yang menurut mereka tidak penting. Misalnya saja: ada mata kuliah yg hanya belajar haraf-menghafal, terasa tidak berguna, dan memiliki bobot SKS yg kecil. Kebanyakan mata kuliah ini akan diacuhkan dengan cara semisal: titip absen sepanjang semester (gak pernah hadir di kelas), ujian berharap dari kisi2, atau malah belajar seadanya aja, krn menganggap itu tidak perlu.
Tetapi menurut pandangan aku: aku telah mengambil mata kuliah itu, dan segala konsekuensi dan resiko dari mata kuliah itu harus aku ambil (spt masuk kelas, mengerjakan PR, ujian, dll), karena itu telah menjadi bagian dari pilihan hidupku.
Kesimpulannya: Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai cara menjalani hidup. Tidak ada yang paling benar / paling salah, karena itulah keindahan dari manusia, karena menusia selalu berbeda dengan manusia lainnya.